Presiden Iran Dikabarkan Terluka Akibat Serangan Bom

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Jul 2025, 13:21
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Teheran, Iran -  16 September 2024. Presiden Iran Masoud Pezeshkian saat hadiri konferensi pers. Teheran, Iran - 16 September 2024. Presiden Iran Masoud Pezeshkian saat hadiri konferensi pers. ((Antara) )

Ntvnews.id, Taheran - Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dikabarkan mengalami luka ringan akibat salah satu serangan udara Israel yang menargetkan sebuah fasilitas rahasia di bawah tanah di Teheran bulan lalu.

Informasi tersebut disampaikan oleh kantor berita Fars yang memiliki kedekatan dengan Garda Revolusi Iran. Namun, laporan tersebut belum dapat diverifikasi secara independen dan belum ada tanggapan resmi dari pihak Israel.

“Enam bom diarahkan ke seluruh akses masuk dan keluar fasilitas bawah tanah tempat Presiden Pezeshkian tengah mengikuti rapat darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran,” ungkap laporan Fars yang dikutip dari BBC, Senin, 14 Juli 2025.

“Serangan juga memutus sistem ventilasi dan pasokan listrik fasilitas tersebut,” tambah laporan itu.

Baca Juga: Iran Resmi Lantik Presiden Baru, Masoud Pazeshkian yang Seorang Ahli Bedah Jantung

Pezeshkian disebut mengalami cedera di bagian kaki saat mencoba keluar dari lokasi bersama sejumlah pejabat melalui jalur darurat. Meskipun sempat terputus dari dunia luar, presiden berhasil mencapai tempat yang aman.

Masih menurut laporan yang sama, serangan yang terjadi pada hari keempat dari perang 12 hari antara Iran dan Israel itu menyasar fasilitas yang merupakan pusat pengambilan keputusan strategis tertinggi. Saat kejadian, beberapa tokoh penting Iran sedang berada di sana.

Rekaman video yang tersebar di media sosial selama konflik memperlihatkan gempuran udara hebat yang menghantam area pegunungan di barat laut Teheran. Baru belakangan terungkap bahwa lokasi tersebut ternyata adalah markas komando darurat bawah tanah yang sangat penting bagi Iran.

Israel sebelumnya mengungkapkan bahwa salah satu sasaran utama serangan mereka adalah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, walaupun keberadaannya tidak terdeteksi setelah dikabarkan dipindahkan ke lokasi rahasia yang sangat tertutup.

Para pejabat Iran sendiri mengakui bahwa serangan itu mengejutkan dan menyebabkan stagnasi dalam pengambilan keputusan selama 24 jam pertama. Dalam waktu tersebut, sejumlah komandan tinggi militer dan Garda Revolusi dilaporkan tewas.

Baca Juga: Profil Masoud Pezeshkian, Presiden Terpilih Iran

Saat ini, pihak Iran masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada kemungkinan penyusupan agen Israel yang memungkinkan koordinasi akurat terhadap sejumlah lokasi strategis yang sangat dijaga kerahasiaannya.

Konflik antara kedua negara semakin memanas sejak 13 Juni lalu, ketika Israel meluncurkan serangan tiba-tiba ke situs-situs militer dan nuklir Iran. Serangan itu diklaim sebagai langkah pencegahan terhadap dugaan pengembangan senjata nuklir oleh Teheran. Iran lalu membalas dengan serangan udara ke wilayah Israel, sambil menegaskan bahwa program nuklirnya murni untuk tujuan damai.

Dalam perkembangan terpisah, Amerika Serikat turut melakukan serangan udara dan peluncuran rudal terhadap tiga lokasi nuklir Iran pada 22 Juni. Presiden AS, Donald Trump, menyatakan bahwa fasilitas-fasilitas itu telah “dilenyapkan”, meski lembaga-lembaga intelijen AS menyampaikan bahwa mereka masih menunggu hasil lengkap dari penilaian kerusakan atau Battle Damage Assessment untuk memastikan tingkat kehancurannya.

x|close