Ntvnews.id, Jakarta - Pengantaran dua buah kandang burung berubah menjadi tragedi berdarah bagi AR (42), seorang sopir jasa ekspedisi. Ia meregang nyawa setelah dikeroyok empat pria di kawasan Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Polisi masih terus mengusut kasus ini, sementara dua pelaku telah ditangkap dan dua lainnya dalam pengejaran. Kejadian tragis itu bermula dari aktivitas harian korban sebagai sopir pengantar barang. Ia menerima pesanan pengiriman dua sangkar burung berukuran besar pada Senin, 23 Juni 2025.
Namun, sesampainya di alamat tujuan, tidak ada respons dari pihak penerima. Hal yang mengejutkan pun terjadi, sebuah panggilan dari nomor asing justru membuka awal konflik.
"Awal kejadian korban mendapat order pengantaran 2 buah kandang burung besar," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Binsar Hatorangan Sianturi, Kamis, 17 Juli 2025.
Beberapa saat setelah gagal menghubungi penerima, korban dihubungi oleh nomor lain yang langsung memakinya dengan nada tinggi. AR pun terpancing emosi dan membalas dengan kata-kata serupa.
"Beberapa saat kemudian, ada nomor lain yang menghubungi korban langsung marah-marah dan memaki-maki korban, korban pun membalas dengan memaki-maki si penelepon," lanjut Binsar.
AR sempat meninggalkan lokasi. Namun, ia kembali ditelepon dan diminta mengantar sangkar burung lagi ke tempat semula, dengan iming-iming bayaran lebih tinggi. Merasa tergiur, korban pun memutuskan kembali.
Namun, alih-alih menerima bayaran, korban justru disambut kekerasan brutal. Empat orang pria langsung menyerangnya begitu ia tiba di lokasi.
"Terlapor yang berjumlah 4 orang laki-laki langsung melakukan kekerasan ke korban dan mengikat korban di tiang listrik, lalu korban kembali dipukuli dan ditendangi," terang Binsar.
Kekerasan yang diterima AR sangat sadis. Ia tidak hanya dipukuli dan ditendang, tetapi juga diikat di tiang listrik dan disundut dengan rokok.
"Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka memar dan lebam di sekitar wajah, tangan kiri luka bekas sundutan rokok, sekitar dada dan perut terasa sakit," imbuhnya.
Setelah disiksa, AR berhasil pulang dan melaporkan kejadian itu ke polisi pada keesokan harinya, Selasa, 24 Juni. Ia juga dilarikan ke rumah sakit dan sempat dua kali dirawat di ruang IGD. Sayangnya, luka-lukanya terlalu parah. AR dinyatakan meninggal dunia pada Selasa, 8 Juli 2025.
Polisi kini telah menangkap dua dari empat pelaku, masing-masing berinisial MK dan DM. Keduanya dijerat dengan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang menyebabkan kematian. Sementara dua pelaku lainnya masih dalam proses pengejaran oleh pihak berwenang.