Ntvnews.id Washington DC - Puluhan unggahan dan komentar terkait penembakan hingga tewasnya influencer sayap kanan Amerika Serikat (AS), Charlie Kirk, membanjiri media sosial. Sejumlah Orang yang dianggap merayakan kematian Kirk bahkan kehilangan pekerjaan mereka.
Dilansir dari CNN Internasional, Minggu, 14 September 2025, perhatian publik meningkat setelah influencer sayap kanan Laura Loomer, seorang senator AS, serta situs bernama Expose Charlie's Murderers menyoroti unggahan-unggahan tersebut.
"Saya akan menghabiskan malam saya untuk membuat semua orang yang saya temukan daring yang merayakan kematiannya menjadi Terkenal, jadi bersiaplah untuk seluruh aspirasi profesional masa depan Anda hancur jika Anda cukup sakit untuk merayakan kematiannya," tulis Loomer di akun X-nya sebagaimana dikutip CNN.
Di platform X, beredar sebuah utas berjudul Trophy Case yang mendata secara langsung orang-orang yang dipecat gara-gara unggahan soal Kirk. MSNBC pun dikabarkan memecat analis politik senior Matthew Dowd setelah komentarnya menyebut retorika Kirk mungkin berperan dalam penembakan tersebut.
Baca Juga: Siapa Tyler Robinson, Pemuda 22 Tahun Tersangka Penembakan Aktivis Sayap Kanan AS Charlie Kirk?
"Mereka memecat orang ini, Dowd dari (MSNBC), yang merupakan orang yang mengerikan, manusia yang mengerikan, tetapi mereka memecatnya. Saya dengar mereka juga memecat orang lain," ujar Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan Fox News, Jumat (12/9).
Dowd kemudian menulis di Substack bahwa dirinya menjadi sasaran 'gerombolan media sayap kanan'. Sejumlah orang lain yang unggahannya ikut tersebar mengaku mendapat pelecehan hingga ancaman kekerasan.
Rachel Gilmore, jurnalis independen Kanada, menulis di X bahwa ia 'takut' akan aksi balasan dari para pendukung Kirk. Ia menegaskan tidak pernah merayakan kematian Kirk, bahkan berharap Kirk selamat dalam unggahan lain. Namun, ia mengaku mengalami 'tsunami ancaman' dan menyebut 48 jam terakhir sebagai 'neraka hidup'.
Rebekah Jones, mantan ilmuwan data Covid-19 Florida, juga melapor dua kali ke polisi terkait ancaman pembunuhan dan 'daftar target'. Ia sempat menulis unggahan yang kemudian dipublikasikan ulang di situs Expose Charlie's Murderers bersama data pribadinya.
Bahkan, sejumlah pejabat Partai Republik ikut mendorong pemecatan. Senator Marsha Blackburn dari Tennessee menekan Universitas Tennessee Tengah untuk memecat seorang pegawai yang menulis tidak bersimpati pada Kirk. Pihak kampus mengonfirmasi pemecatan tersebut.
Baca Juga: FBI Masih Buru Pelaku Penembakan Aktivis AS Charlie Kirk
"Tidak ada pegawai universitas yang merayakan pembunuhan Charlie Kirk yang boleh dipercaya untuk membentuk pola pikir generasi mendatang di ruang kelas. Pemecatan pegawai MTSU ini adalah keputusan yang tepat, dan mengirimkan pesan yang jelas bahwa perilaku tercela semacam ini tidak boleh ditoleransi," tegas Blackburn.
Hal serupa juga terjadi pada seorang guru sekolah negeri di Carolina Selatan yang kehilangan pekerjaan usai unggahannya mendapat sorotan anggota DPR Nancy Mace. Beberapa perusahaan swasta seperti Freddy's Frozen Custard & Steakburgers dan klub NFL Carolina Panthers turut melakukan pemecatan.
Kasus ini bahkan merembet ke industri kreatif. DC Comics membatalkan perilisan seri komik Red Hood karya Gretchen Felker-Martin setelah komentar kontroversialnya soal Kirk viral di media sosial.
"Di DC Comics, kami menjunjung tinggi para kreator dan komunitas kami serta menjunjung tinggi hak untuk mengekspresikan pandangan pribadi secara damai dan individual. Unggahan atau komentar publik yang dapat dianggap mempromosikan permusuhan atau kekerasan tidak sesuai dengan standar perilaku DC," bunyi pernyataan perusahaan tersebut.
Menurut Jeffrey Hirsch, profesor hukum ketenagakerjaan di University of North Carolina, perusahaan swasta di AS memang bisa memecat karyawan karena alasan apa pun, termasuk unggahan kasar di media sosial.
Sementara itu, pegawai sektor publik memiliki perlindungan lebih, namun tetap bisa diberhentikan jika pernyataannya dianggap 'sangat buruk hingga mengganggu operasional'.