"Istilahnya itu bagaimana supaya bisa bersama-sama misalnya menggagalkan yang namanya dinasi politik. Jadi ini adalah suatu kesadaran politik yang sangat tinggi. Tentunya Golkar juga nggak mau begitu saja ditekan untuk masuk (Pilgub) Jakarta dan meninggalkan Jawa Barat. Karena Golkar tahu persis yang dapat untung nanti tentu saja Gerindra dan PAN. Hal-hal semacam ini juga menjadi perhitungan politik," jelas Ikrar.
Kendati wakil presien terpilih Gibran Rakabuming Raka ikut-ikutan blusukan di Jakarta, begitu juga dengan Kaesang Pangarep yang masuk ke masjid guna melaksanakan salat Jumat di wilayah yang dikunjunginya, namun menurutnya, rakyat bakal memberikan penilaian tersendiri.
"Tapi bukan mustahil rakyat juga tentunya akan melihat rupanya mereka datang nggak bawa apa-apa. Tetapi mereka percaya jika persoalan bantuan akan muncul pada saat Pilkada 2024 ini. Jadi hal-hal semacam ini adalah suatu hal yang sangat nyata."
"Saya yakin pencinta Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) ataupun pencinta Anies (Baswedan) kalaupun nanti misalnya PDI Perjuangan dengan PKS menyatu, itu bukan mustahil jika mereka akan mendukungnya dengan sepenuh hati, dan kalau kemudian calon dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang diajukan ada nama anak presiden di situ," tukas Ikrar.