Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan bahwa Indonesia menargetkan pengurangan emisi sebesar 1,2 hingga 1,5 gigaton CO2 ekuivalen pada tahun 2035. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen menaikkan porsi energi terbarukan menjadi 23 persen dalam bauran energi nasional pada 2030 serta mempercepat pengembangan teknologi bersih.
“Untuk memajukan Perjanjian Paris, Indonesia menyerahkan NDC kedua pada Oktober 2025, dan Rencana Adaptasi Nasional pada November 2025. Berdasarkan komitmen yang disempurnakan ini, kami telah menetapkan tingkat emisi 1,2 – 1,5 gigaton CO2 ekuivalen pada 2035, meningkatkan energi terbarukan hingga 23 persen dari bauran energi kami pada 2030, dan mengembangkan teknologi bersih,” ujar Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam sesi National Statement pada High Level Segment Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-30 (COP30) di Belém, Brasil, Senin, 17 November 2025 waktu setempat.
Hanif juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mencapai net-zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
"Kami datang ke Belém dengan komitmen yang kuat terhadap Perjanjian Paris dan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060 atau lebih awal. Janji ini ditegaskan kembali oleh Presiden Indonesia pada Sidang Umum PBB dan Utusan Khusus pada KTT Iklim Belém 2025, menyoroti dedikasi Indonesia terhadap aksi iklim global,” tuturnya.
Baca Juga: Kementerian Lingkungan Hidup Gelar Festival Ciliwung Demi Pemulihan Ekosistem Sungai
Salah satu pilar utama kebijakan iklim nasional adalah Program Folu Net Sink 2030 yang menargetkan pengurangan emisi bersih karbon sebesar 92 juta hingga 118 juta ton CO₂ pada 2030. Hanif menjelaskan bahwa berbagai regulasi telah diterbitkan untuk mendorong agenda tersebut, di antaranya Peraturan Presiden Nomor 109 tentang Konversi Sampah Menjadi Energi dan Peraturan Presiden Nomor 110 mengenai Penetapan Harga Karbon.
“Instrumen-instrumen ini berfungsi sebagai komponen kunci kerangka kerja nasional untuk pembiayaan dekarbonisasi dan pengelolaan emisi gas rumah kaca,” katanya.
Pada forum COP30 tersebut, Indonesia turut mendorong semua negara untuk berpartisipasi secara konstruktif agar konferensi menghasilkan kerangka kerja yang inklusif dan mampu mengubah komitmen menjadi langkah nyata.
“Indonesia mendesak semua pihak untuk terlibat secara konstruktif dan dalam semangat solidaritas guna memastikan COP30 memberikan kerangka kerja inklusif yang mengubah ambisi menjadi tindakan dan memenuhi Perjanjian Paris,” ujar Hanif Faisol Nurofiq.
(Sumber: Antara)
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan pernyataan Indonesia dalam acara (Antara)