Fadli Zon Luncurkan Penulisan Ulang Sejarah Indonesia, Revisi Penjajahan Belanda 350 Tahun

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Des 2025, 16:02
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan sambutan dalam rangkaian acara Santri Film Festival (SANFFEST) 2025. (ANTARA/HO-Kemenbud) Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan sambutan dalam rangkaian acara Santri Film Festival (SANFFEST) 2025. (ANTARA/HO-Kemenbud) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon secara resmi meluncurkan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang dibukukan dalam satu set berisi 10 jilid. Peluncuran ini menjadi penanda dimulainya penerbitan sejumlah buku sejarah baru yang disusun sebagai bagian dari agenda revisi historiografi nasional.

Dalam penjelasannya, Fadli Zon menyinggung sejumlah narasi sejarah yang dinilai perlu dikaji ulang dan diperbarui. Salah satu contoh yang disorot adalah pandangan lama mengenai Indonesia yang disebut dijajah Belanda selama 350 tahun.

"Dan kalau tidak salah juga selama ini kita diwarisi oleh satu pemikiran yang mungkin ketika itu konteksnya dapat untuk memupuk kesadaran nasional kita, bahwa kita ini dijajah 350 tahun," ujar Fadli Zon saat peluncuran buku sejarah RI di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Minggu, 14 Desember 2025.

Baca Juga: Pramono Tegaskan Penguatan Budaya Literasi Jakarta

Ia menambahkan bahwa pandangan tersebut kini perlu ditinjau kembali berdasarkan kajian akademik terbaru.

"Saya kira ini juga perlu direvisi, dan saya kira itu termasuk yang kita revisi, kalau tidak salah dari para sejarawan," lanjutnya.

Fadli Zon menekankan bahwa buku sejarah yang baru diluncurkan ini memberikan penekanan kuat pada dinamika perjuangan di berbagai daerah dalam menghadapi kekuatan asing. Menurutnya, narasi yang dihadirkan tidak lagi terpusat pada satu sudut pandang tunggal.

“Yang kita tonjolkan adalah bagaimana perlawanan-perlawanan yang ada di daerah, baik itu terhadap Belanda, terhadap Inggris, terhadap Daendels ketika itu di era Napoleon, dan juga terhadap Jepang,” kata Fadli.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa penulisan buku ini melibatkan 123 sejarawan dari 34 perguruan tinggi di Indonesia. Seluruh penulisan disusun dengan perspektif Indonesia, berbeda dengan pendekatan sebelumnya yang dinilai masih kental dengan sudut pandang kolonial.

Baca Juga: Kepala BNN: Etomidate dalam Cartridge Vape Mnegandung Obat Bius

“Jadi kita tidak dijajah 350 tahun. Tetapi perlawanan-perlawanan itu, ada yang dijajah mungkin 40 tahun, ada yang 10 tahun, ada yang tidak dijajah sama sekali, ada yang mungkin 100-200 tahun dan seterusnya,” pungkas Fadli Zon.

Peluncuran buku penulisan ulang sejarah ini mencakup 10 jilid yang diberi judul besar Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global. Kesepuluh jilid tersebut disusun secara kronologis dan tematik. Adapun susunan jilid buku tersebut adalah sebagai berikut:

Jilid 1: Akar Peradaban Nusantara.

Jilid 2 dan Jilid 3: Nusantara dalam Jaringan Global: Perjumpaan dengan India, Tiongkok, dan Persia.

Jilid 4: Interaksi Awal dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi.

Jilid 5: Masyarakat Indonesia dan Terbentuknya Negara Kolonial.

Jilid 6: Pergerakan Kebangsaan.

Jilid 7: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan (1945–1950).

Jilid 8: Konsolidasi Negara Bangsa: Konflik, Integrasi, dan Kepemimpinan Internasional (1950–1965).

Jilid 9: Pembangunan dan Stabilitas Nasional Era Orde Baru (1967–1998).

Jilid 10: Reformasi dan Konsolidasi Demokrasi (1998–2024).

x|close