Disebutkan tim peneliti, ciri khas dari teknik ini adalah kemampuan para pengrajinnya untuk menghias permukaan yang luas dengan sejumlah kecil marmer berharga.
Pada abad pertengahan, marmer di Roma kebanyakan diambil dari bangunan-bangunan kuno, sehingga memaksa para ahli Cosmatesque untuk mengoptimalkan marmer apa pun yang bisa mereka temukan.
Solusi mereka adalah menyatukan potongan-potongan marmer kecil dengan sangat presisi, memasangnya sedemikian rupa untuk menciptakan pola geometris yang rumit dan ornamen yang memukau.
Karya seni Cosmatesque dianggap sebagai karya seni yang dihargai oleh Paus, sehingga jarang sekali ditemukan di luar Roma dan hanya satu di Westminster Abbey yang ditemukan di luar Italia.
“Altar Cosmatesque yang sekarang ditemukan kembali di Yerusalem juga pasti dibuat dengan restu Paus,” kata para peneliti.
Dengan mengirim salah satu ahli Cosmatesque ke Kerajaan Yerusalem untuk membuat altar tinggi baru di gereja tersuci agama Kristen, Paus mendukung klaim agama Kristen atas kota tersebut.
Renovasi di Gereja Makam Kudus terus dilakukan, yang telah menghasilkan harta karun bersejarah.