Rose Mini menyesali tindakan kekerasan itu bisa terjadi, apalagi korban merupakan anak-anak yang tidak memiliki power. Menurutnya kalau tidak ada lebam biru atau pun CCTV yang merekam aksi penganiayaan tersebut mungkin kasus ini tidak akan terungkap dan dapat dilaporkan juga. Hal itu Ia tekankan menjadi salah satu pembelajaran bagi kita semua.
Baca Juga: 6 Fakta Kasus Penganiayaan Bocah 2 Tahun di Daycare Depok, Pelaku Ternyata Influencer Parenting
“Pastinya tindakan tersebut tidak dibenarkan dan saya menyesali hal itu terjadi. Anak itu tidak punya power, sehingga ketika diperlakukan apa saja tidak tahu. Kalau tidak ada bukti lebam-lebam biru mungkin tidak akan terungkap ini dan bahkan kalau tidak ada CCTV juga tidak ada bukti, maka ini harus jadi satu hal yang jadi pelajaran untuk kita semua.” Ujarnya.
Berbicara mengenai pelaku penganiayaan merupakan influencer pendidikan, Ia menyatakan bahwa orang yang mengatakan dirinya sebagai influencer belum tentu melakukan apa yang mereka katakan. Ditekankan juga oleh Rose untuk melihat latar belakangnya.
“Orang mengatakan dirinya influencer terhadap hal tertentu, belum tentu Ia melakukan apa yang dia katakan. Pertanyaan saya mesti juga dilihat, apakah dia punya background yang betul-betul ilmu parenting atau ilmu Pendidikan atau apa gitu.” Ucapnya.
Penganiayaan Balita di Daycare Depok (Instagram)
Dampak yang seperti apa dalam kacamata psikologi yang bakal dialami oleh korban (anak), terdapat kabar kalau korban jika melihat pelaku langsung histeris, dan bagaimana cara memulihkan dari dampak penganiayaan tersebut.
Rose kemudian mengungkapkan dari kacamata Psikologi, anak yang menjadi korban tentu mengalami trauma dan trauma itu bisa dilihat tergantung perilaku anak dalam menyikapi pelaku atau penganiayaan yang dialaminya. Ia memberikan contoh sebagai mana jika pelaku melakukan kekerasan saat menggunakan kerudung anak itu akan histeris saat melihat orang yang berkerudung.