Tarif yang lebih tinggi tersebut awalnya ditetapkan untuk mulai berlaku pada awal bulan ini, meskipun pada 30 Juli, USTR mengumumkan mereka akan menunda rencana tersebut hingga September.
Mengenai alasannya, lembaga tersebut mencatat mereka sedang mengevaluasi lebih dari 1.100 komentar publik dari mereka yang berkecimpung di industri otomotif, dengan menetapkan batas waktu lebih lambat yakni pada 31 Agustus.
Pengumuman pada Jumat itu semakin mengulur rencana tersebut, meskipun masih belum jelas kapan lembaga itu berencana untuk meluncurkan tarif tersebut.
Kabar itu juga muncul setelah Kanada mengusulkan tarif serupa pekan lalu, dan setelah Uni Eropa (UE) meluncurkan tarif besar-besaran pada kendaraan listrik China dalam beberapa bulan terakhir.