GIMS juga menghadapi tekanan industri otomotif Eropa yang "sulit", serta persaingan di negara tetangga dan China.
Presiden Comite Permanent du Salon International de l'Automobile Foundation Alexandre de Senarclens, penyelenggara Geneva Motor Show, sangat menyayangkan keputusan yang mereka ambil.
"Kurangnya minat yang ditunjukkan oleh produsen di Geneva Salon dalam konteks industri yang sulit, persaingan dari Paris dan Munich yang disukai oleh industri dalam negeri mereka, dan tingkat investasi yang diperlukan untuk mempertahankan hal tersebut, menjadi pukulan terakhir untuk edisi mendatang," ujar Senarclens.
Dia juga mengonfirmasi GIMS tidak akan kembali karena kondisi pasar otomotif Eropa tidak kondusif bagi mereka.
GIMS mendapat pukulan berat sejak dunia dilanda pandemi Covid-19, yang membuat penyelenggara tidak bisa menggelar acara pada 2020, 2021, 2022 dan 2023. Ketika kembali tahun ini, hanya sekitar 20-an pabrikan yang berpartisipasi.
GIMS pertama kali digelar pada 1905, dengan menghadirkan 37 exhibitor dan 17 ribu pengunjung. Ketika itu, GIMS memamerkan mobil-mobil ikonik seperti Jaguar E-Type, Porsche 917 dan Audi Quattro. Belakangan, GIMS juga menjadi tempat peluncuran Lamborghini dan Ferrari.
Sementara CEO GIMS, Sandro Mesquita, seperti dikutip dari Swiss Info, menyebutkan mereka memiliki target untuk GIMS 2025 sebanyak dua kali lipat dari GIMS 2024, namun menurutnya "sinyal yang kami terima buruk".