Dilansir dari BBC, sebagian besar turbulensi terjadi di awan yang terdapat aliran angin yang naik dan turun. Sebagian besar turbulensi tersebut cukup ringan, tetapi pada awan yang lebih besar - seperti awan badai cumulonimbus - pergerakan udara yang kacau dapat menyebabkan turbulensi sedang atau bahkan parah.
Kondisi Dalam Pesawat Singapore Airlines (Twitter)
Selain karena cuaca dan geografis -seperti badai petir, pegunungan, dan munculnya awan tertentu- ada juga "clear air turbulence", yang dapat mengagetkan pilot dan terjadi tanpa peringatan.
Baca Juga:
Kronologi Singapore Airlines, Pesawat Sempat Turun Tajam dari Ketinggian 37.000 Kaki
Stuart Fox, direktur operasi penerbangan dan teknis di badan penerbangan global Iata, mengatakan prakiraan cuaca yang menunjukkan front cuaca yang datang atau aliran udara di atas pegunungan dapat menunjukkan kemungkinan lebih tinggi terjadinya turbulensi di udara.
"Tetapi Anda tidak bisa melihatnya. Kekuatan dan arah aliran udara dapat berubah dengan cepat, dan prakiraan cuaca hanya dapat menunjukkan kemungkinannya," kata Stuart, mengutip The Guardian.
Angin yang berguncang seperti itu dapat membuat pesawat keluar dari jalurnya, kehilangan ketinggian dengan cepat, atau terombang-ambing dengan keras.