“Tapi di Indonesia, sudah diberikan alat yang bagus yang modern oleh kita (pembayar pajak). Tapi kita masih harus angkat koper kita dari belt itu, naikan ke troli, setelah itu di depan diangkat lagi, masukan ke x-ray itu, setelah dimasukan situ terima lagi.” Sambungnya.
Politisi PKB itu juga menceritakan sebuah pengalaman yang Ia lihat sendiri di depan matanya mengenai kebobrokan Bea Cukai.
Baca Juga: Kekayaan Rahmady Effendy Hutahaean Kepala Bea Cukai Purwakarta yang Dicopot Sri Mulyani
“Saya pernah melihat nenek-nenek tua yang sudah 70 tahun. Ngangkat kopernya nggak dibantu lagi sama Bea Cukainya itu. Bea Cukai dengan garangnya begini (memperagakan tolak pinggang), kemudian diangkat lagi.” ujar Susno serius.
Komjen. Pol. (Purn.) Drs. H. Susno Duadji (NTVnews.id)
“Setelah itu, belum selesai juga. Mau ke arah keluar parkiran itu ada lagi (x-ray bentuk pintu) nah untuk melihat koper kita. Di Negara lain tidak ada itu. Padahal kita ingin mendatangkan turis yang banyak. Menteri pariwisata kita harus sering ke Bandara loh, untuk lihat ini, termasuk Menteri keuangan harus sering lihat ini. Karena Bandara kita tuh, menakutkan. Tapi saya ga yakin, apakah Menteri pariwisata atau Menteri keuangan lewat situ atau engga.jangan-jangan lewat belakang.” Lanjutnya.
Susno kemudian menyebut Bea Cukai Indonesia menyedihkan karena tidak memiliki rasa kemanusiaan lagi, hal ini dilihat dari kasus-kasus yang menyeret Bea Cukai Indonesia.
“Bea Cukai menyedihkan, harganya berapa jadi dua kali lipat bea nya. Hal yang menyedihkan lagi ada kiriman sekolah luar biasa, itu bantuan dari luar, ditahan oleh Bea cukai kita hingga berapa tahun. Sangat menyedihkan. Kemudian barang-barang TKW numpuk di pelabuhan lagi, sampai aduduh sangat menyedihkan tidak ada kemanusiaannya lagi.” Ucapnya.