Pemerintah Didorong Tinjau Ulang Target Biodiesel B40 Karena Ada Risiko Deforestasi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Mei 2025, 13:31
thumbnail-author
Dedi
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Giorgio Budi Indrarto, Deputy Director Yayasan Madani Berkelanjutan Giorgio Budi Indrarto, Deputy Director Yayasan Madani Berkelanjutan (NTVNews.id:Dedi)

Ntvnews.id, Jakarta - Sejumlah organisasi masyarakat sipil dan pakar lingkungan mendesak pemerintah untuk mengkaji ulang kebijakan ambisius perluasan biodiesel B40. Mereka menilai langkah ini berisiko memperparah deforestasi dan tidak selaras dengan kapasitas ekologis dan sosial yang tersedia di Indonesia.

Dalam Press Brief yang digelar Rabu, 20 Mei 2025, Yayasan Madani Berkelanjutan menyoroti kecenderungan pemerintah mengandalkan kelapa sawit secara berlebihan untuk mengejar target energi terbarukan nasional. Hal ini dinilai justru membahayakan ketahanan lingkungan dan pangan.

“Yang sekarang terjadi adalah, bahwa semuanya tergantung sama sawit. Ketika stok sawitnya meninggi, apa akibatnya? Kita harus membuka sawit lagi,” ujar Giorgio Budi Indrarto, Deputy Director Yayasan Madani Berkelanjutan.

Ia menyatakan bahwa kebijakan seperti ini menunjukkan adanya ketergantungan berlebihan terhadap satu komoditas, tanpa mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung ekosistem.

Giorgio juga mengkritik pendekatan business as usual yang terus digunakan dalam proyek ekspansi bahan bakar nabati. Menurutnya, jika pendekatan tersebut dipertahankan, maka kebijakan energi terbarukan hanya akan jadi jargon tanpa keberlanjutan nyata.

“Kita punya sawit kok, kita kaya kok, kita swasembada banget, swasembada energi, kesannya kaya gak ada masalah di itu semua. Padahal masalahnya banyak banget. Sehingga kalau kita masih pendekatan ke bisnis as usual, ini kita tinggal menunggu ya gitu-gitu aja,” ujarnya.

“Kaya pembukaan lahan sejuta hektare jamannya Pak Harto gagal, jamannya SBY gagal, jamannya Jokowi gagal, kalau sebulan lagi di jamannya Prabowo, sudah pasti gagal. Bukan kaya mendahului takdir, cuman, ya kalau jedotin kepala ya dengkok,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Giorgio menekankan pentingnya desentralisasi energi berbasis komunitas lokal sebagai solusi yang lebih berkelanjutan.

“Kita harus mulai berpikir desentralisasi energi dan bioenergi berbasis komunitas. Seperti yang saya katakan, intervensi lokal itu perlu. Sawit adalah salah satunya. Tapi jangan semua desa di-sawitin. Ada potensi lain yang bisa dikembangkan,” pungkasnya.

x|close