Dilarang AS, Rusia Bela Iran Soal Nuklir

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 5 Jun 2025, 09:05
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi pusat nuklir/ist Ilustrasi pusat nuklir/ist

Ntvnews.id, Moskow - Rusia mengeluarkan pernyataan yang membela Iran setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menegaskan bahwa kesepakatan baru dengan Teheran tidak akan mengizinkan pengayaan uranium. Moskow menegaskan bahwa Iran memiliki "hak" untuk menjalankan program nuklir damai.

Dilansir dari AFP, Kamis, 5 Juni 2025, Washington dan Teheran telah mengadakan lima putaran negosiasi nuklir sejak April lalu, dengan isu pengayaan uranium sebagai fokus utama pembahasan.

Tujuan dari perundingan ini adalah mencapai kesepakatan baru yang menggantikan kesepakatan lama yang ditinggalkan Trump pada masa jabatannya yang pertama pada 2018.

Trump menegaskan bahwa Iran tidak akan diizinkan melakukan pengayaan uranium dalam kesepakatan nuklir baru antara kedua negara. Sementara itu, Teheran mempertahankan aktivitas tersebut sebagai upaya "damai" untuk memproduksi bahan bakar pembangkit listrik.

Menanggapi komentar Trump, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memberikan dukungan kepada Iran.

Baca Juga: Trump Ungkap Berhasil Cegah Perang Nuklir India-Pakistan Pakai Ancaman Dagang

“Setiap negara memiliki hak atas energi damai, dan pemanfaatan energi atom secara damai harus dilakukan di bawah pengawasan ketat Badan Energi Atom Internasional,” ujar Peskov.

“Kami percaya hak ini harus tetap dijaga oleh semua negara,” tambahnya.

Pernyataan Kremlin ini muncul di tengah penguatan hubungan militer antara Rusia dan Iran, yang semakin erat sejak Moskow melakukan invasi ke Ukraina pada Februari 2022.

Peskov juga mengulangi dukungan Rusia terhadap perundingan yang bertujuan mencapai solusi damai di tengah kebuntuan antara Iran dan AS.

Penegasan Trump mengenai larangan pengayaan uranium disampaikan setelah media Axios melaporkan bahwa tawaran AS memungkinkan Iran untuk memperkaya sebagian bahan bakar nuklirnya.

“Dalam perjanjian potensial kita — KITA TIDAK AKAN MENGIZINKAN PENGAYAAN URANIUM SAMA SEKALI!” tegas Trump lewat media sosial Truth Social.

Baca Juga: Putin Tegaskan Rusia Gak Bakal Gunakan Nuklir dalam Perang Lawan Ukraina

Axios melaporkan bahwa tawaran terbaru AS yang dikirim ke Teheran pada Sabtu, 31 Mei 2025, memungkinkan pengayaan uranium dengan kadar rendah di wilayah Iran untuk jangka waktu yang belum ditentukan.

Sementara itu, Iran bersikeras bahwa mereka "tidak menyembunyikan apa pun" terkait program nuklirnya. Pernyataan ini muncul setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) meminta Teheran agar lebih transparan.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, saat konferensi pers di Kairo, Mesir, di mana dia bertemu dengan kepala IAEA Rafael Grossi, menegaskan bahwa "Iran memiliki program nuklir damai" dan "siap memberikan jaminan" kepada siapa pun.

Araghchi juga menegaskan bahwa tidak akan ada kesepakatan nuklir jika tujuannya adalah untuk "menghentikan Iran dari aktivitas nuklir damai," yang merujuk pada pengayaan uranium.

x|close