Ntvnews.id, Beijing - Presiden Tiongkok Xi Jinping melakukan percakapan via telepon dengan Presiden Korea Selatan terpilih, Lee Jae-myung, Selasa, 10 Juni 2025. Dalam perbincangan tersebut, Xi menekankan perlunya memperkuat kemitraan bilateral serta menjaga kestabilan kawasan.
Dalam percakapan itu, Xi mengajak Korea Selatan untuk bersama-sama mempertahankan prinsip multilateralisme dan mendukung perdagangan bebas.
“Hubungan antara Tiongkok dan Korea Selatan yang sehat, stabil, dan terus berkembang sejalan dengan arah zaman,” ujar Xi sebagaimana dikutip dari Xinhua, Rabu, 11 Juni 2025.
“Penting bagi kedua negara untuk terus mempererat kerja sama bilateral serta meningkatkan koordinasi di level multilateral, demi menjaga kelangsungan perdagangan bebas dan stabilitas rantai pasok regional maupun global.” tambahnya.
Baca Juga: Peneliti AS Cemas Virus Baru dari China, Berpotensi Jadi Pandemi Baru
Xi juga mendorong kedua negara untuk berkontribusi dalam menciptakan kepastian di tengah dinamika regional dan global, serta mengangkat kemitraan strategis mereka ke level yang lebih tinggi.
Menurut laporan dari People’s Daily, Xi menyatakan bahwa hubungan erat antara Tiongkok dan Korea Selatan akan memberikan kontribusi positif bagi perdamaian kawasan maupun dunia.
Sementara itu, Lee Jae-myung mengisyaratkan adanya perubahan arah kebijakan luar negeri Korea Selatan. Ia terpilih dengan kemenangan besar dalam pemilu yang digelar baru-baru ini, menggantikan Presiden sebelumnya, Yoon Suk-yeol, yang dimakzulkan pada April 2025.
Ketegangan antara Seoul dan Beijing sempat meningkat pada 2017 akibat pemasangan sistem pertahanan rudal AS. Namun, hubungan kedua negara mulai pulih meski masih diwarnai ketegangan. Di bawah pemerintahan Yoon Suk-yeol yang lebih dekat ke Washington dan Tokyo, relasi dengan Tiongkok cenderung memburuk.
Baca Juga: Striker China Doakan Kevin Diks dan Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026
Kini, Lee memberikan sinyal akan memperbaiki hubungan dengan Beijing. Ia menyebut Tiongkok sebagai mitra dagang utama dan menyatakan komitmen untuk memperkuat hubungan ekonomi, terutama di tengah tekanan tarif dari Presiden AS Donald Trump yang berdampak pada kedua negara Asia itu.
Namun, pendekatan Lee menuai kritik karena dinilai terlalu hati-hati dalam menyikapi isu keamanan, termasuk ketegangan di Selat Taiwan.
Lee Jae-myung, politisi dari Partai Demokrat yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Provinsi Gyeonggi, resmi dilantik sebagai Presiden Korea Selatan pada 4 Juni 2025. Sejak dilantik, ia langsung memulai agenda diplomasi luar negeri, termasuk menjalin komunikasi dengan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.