BPBD: Pergeseran Tanah Merusak Ratusan Rumah di Cianjur

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Jun 2025, 10:50
thumbnail-author
Devona Rahmadhanty
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Sejak dua bulan terakhir, pergeseran tanah telah menyebabkan kerusakan parah pada jalan penghubung antar desa di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sejak dua bulan terakhir, pergeseran tanah telah menyebabkan kerusakan parah pada jalan penghubung antar desa di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. ((Antara/Ahmad Fikri) )

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat pergeseran tanah yang masih berlangsung di Kecamatan Pagelaran telah merusak sekitar 200 rumah dan memaksa 66 kepala keluarga mengungsi.

Kepala Pelaksana BPBD Cianjur, Asep Kusmanawijaya, pada Kamis menyampaikan bahwa tim gabungan telah dikerahkan untuk memperbarui data kerusakan di dua desa terdampak, yakni Desa Situhiang dan Pangadegan.

"Setelah pendataan lengkap, kami akan bahas hasilnya dengan dinas terkait untuk penanganan jangka panjang, karena pergeseran tanah terus meluas sejak beberapa bulan terakhir hingga saat ini," ujarnya, Kamis, 19 Juni 2025.

Ia menuturkan, upaya penanganan akan segera dilakukan begitu proses pendataan rampung. Salah satu langkah utama yang diprioritaskan adalah pencarian lahan relokasi sementara bagi puluhan kepala keluarga yang rumahnya mengalami kerusakan parah dan tak lagi layak huni.

"Untuk warga yang mengungsi ke rumah saudaranya yang dinilai aman kami memberikan bantuan logistik, termasuk warga yang bertahan di rumahnya masing-masing tetap diminta waspada dan segera mengungsi terutama saat hujan turun deras," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Purwakarta Relokasi Warga Terdampak Bencana Tanah Bergerak 

Camat Pagelaran, Reki Nopendi, mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem yang masih berlangsung memperparah pergeseran tanah di Desa Situhiang dan Pangadegan. Dampaknya kian meluas dan mendalam, merusak ratusan rumah serta memutus akses jalan penghubung antar desa dan kecamatan.

Kondisi ini menyebabkan aktivitas warga terganggu, terutama dalam sektor perekonomian. Jalan yang retak dan amblas membuat kendaraan roda dua maupun empat sulit melintas, sehingga warga kesulitan mengangkut hasil pertanian untuk dijual ke kota.

"Tercatat rumah rusak di dua desa mencapai 200 unit, 66 diantaranya rusak berat dan tidak dapat ditempati, sehingga pemilik bersama keluarganya mengungsi ke rumah saudaranya," ujarnya.

Pihaknya terus melakukan pemantauan dan mengimbau warga untuk tetap waspada, khususnya mereka yang masih tinggal di rumah yang mengalami kerusakan ringan. Ia menekankan pentingnya segera mengungsi apabila hujan deras turun dengan intensitas tinggi, terutama saat malam hari, demi menghindari risiko yang lebih besar.

"Kami terus memantau situasi serta meminta warga yang bertahan di rumah karena rusak ringan segera mengungsi ketikan hujan turun lebat dan pergeseran tanah terus meluas sehingga dapat mengancam keselamatan," ujarnya. 

Baca juga: Tanah Bergerak Rusak Puluhan Rumah di Purwakarta, 250 Warga Mengungsi

(Sumber: Antara) 

 
 
 
x|close