Kekuatan ini digunakan sebagai cara mereka untuk melindungi lingkungan sekitar. Saat ini, suku Asmat banyak tinggal di pedalaman Papua dan meyakini bahwa hutan tempat mereka tinggal juga dihuni oleh roh, sehingga harus dijaga secara turun-temurun.
Suku Osing Banyuwangi (Antara)
Banyuwangi telah lama dikenal sebagai pusat aktivitas dukun santet. Cerita tentang santet sangat kuat di sana, bahkan pernah terjadi tragedi santet di Banyuwangi pada tahun 1998 yang mengakibatkan hilangnya ratusan nyawa.
Suku ini membedakan santet menjadi empat jenis: santet hitam yang menyebabkan kematian, santet merah yang tidak sampai menyebabkan kematian, santet kuning yang membuat seseorang disukai, dan santet putih yang membantu melancarkan usaha.
Suku Kajang Sulawesi (Tangkapan Layar: YouTube)
Suku Kajang yang tinggal di pedalaman Kabupaten Bulukumba meyakini bahwa mereka menempati tanah Toa, yang dianggap sebagai tanah tertua pertama yang diciptakan oleh Tuhan di bumi. Mereka dikenal dengan pakaian hitam yang mereka kenakan, yang melambangkan kesederhanaan, kesejahteraan, dan kematian yang dapat datang kapan saja.
Meskipun tampak tenang, suku ini memiliki kemampuan ilmu 23 jam yang menakutkan. Selain bisa menghilangkan nyawa, mereka juga menguasai ilmu kebal dan mampu mengirim santet dari jarak jauh. Kekuatan-kekuatan ini telah diwariskan secara turun temurun selama ratusan tahun.