Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara menegaskan program Tim Ekspedisi Patriot (TEP) tahun anggaran 2025 akan menjadi fokus utama dalam memperkuat transmigrasi berbasis riset secara efisien, dengan melibatkan ribuan peserta dari berbagai perguruan tinggi.
Mentrans dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis, 4 September 2025 mengatakan output dari Tim Ekspedisi Patriot ditargetkan mencapai 400 hasil riset berkualitas sebagai pengganti jasa konsultan, sehingga efisiensi anggaran dapat diwujudkan secara nyata dan lebih terukur.
"Output dari TEP ini adalah 400 output hasil riset yang selama ini dikerjakan oleh para konsultan. Dengan dana ini efisiensi anggarannya jauh lebih maksimal dibandingkan jika kami membayar jasa konsultansi," kata Mentrans.
Baca Juga: AHY Pertimbangkan China Jadi Mitra Strategis Proyek Giant Sea Wall
Ia menyebutkan anggaran untuk program transmigrasi patriot mencapai Rp196,59 miliar yang dialokasikan khusus bagi insentif dan dana penelitian untuk mendukung sekitar 2.000 orang peserta ekspedisi patriot.
Program tersebut telah melewati tahap pembekalan dan resmi melepas tim menuju 154 kawasan transmigrasi.
Lebih lanjut dia mengatakan perbandingan biaya riset menunjukkan TEP hanya membutuhkan Rp70-100 juta per output, jauh lebih hemat dibandingkan jasa konsultansi yang rata-rata menelan biaya Rp600 juta per output.
Mentrans menekankan efisiensi bukan berarti pemotongan anggaran, melainkan pemanfaatan dana secara optimal agar menghasilkan output maksimal, meski dengan keterbatasan anggaran, demi mendukung keberhasilan program transmigrasi nasional.
Baca Juga: BAM Terima Dokumen Tuntutan Rakyat 17+8, Langsung Serahkan ke Pimpinan DPR
Program TEP melibatkan tujuh perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan 17 perguruan tinggi daerah, sebagai kolaborasi akademisi untuk menghasilkan riset yang relevan dan bermanfaat bagi transmigrasi.
"Jadi kami mendefinisikan efisiensi bukan pemotongan anggaran atau penghapusan kegiatan melainkan dengan anggaran yang terbatas bisa mendapatkan hasil yang optimal. Melibatkan tujuh perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan kolaborasi dengan 17 perguruan tinggi di daerah," tuturnya.
Adapun tujuh perguruan tinggi terbaik di Indonesia, yakni Institut Teknologi Bandung, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjadjaran, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Tim ekspedisi patriot tersebut tergabung dalam multidisiplin ilmu, mulai dari Teknik Lingkungan, Teknik Kimia, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Sosial, hingga Sastra Rusia.
Baca Juga: Dari Mobil Tahanan, Nadiem Belasungkawa untuk Affan Kurniawan
Sebelumnya, Kementerian Transmigrasi melepas 2.000 peserta Tim Ekspedisi Patriot (TEP) dari tujuh perguruan tinggi terbaik menuju 154 kawasan transmigrasi, melalui Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Selasa (26/8).
Program ekspedisi patriot bertujuan membantu pemerataan ekonomi di berbagai daerah Indonesia, dengan penugasan berlangsung selama empat bulan dan melibatkan kolaborasi bersama 17 perguruan tinggi daerah dalam pelaksanaan kegiatan.
Peserta TEP terdiri dari dosen, guru besar, dan mahasiswa yang bertugas melakukan riset, penelitian, hingga pemetaan wilayah untuk menggali potensi ekonomi yang dapat dikembangkan di kawasan transmigrasi.
"Mereka nantinya bertujuan untuk melakukan riset, penelitian, hingga pemetaan wilayah terkait potensi ekonomi yang bisa dikembangkan," kata Wakil Menteri Transmigrasi, Viva Yoga Mauladi di Tangerang, Selasa (26/8).
Baca Juga: Sambut Hari Pelanggan Nasional, Pegadaian Manjakan Nasabah dengan Berbagai Promo Menarik
(Sumber: Antara)