Geger Rekaman CCTV Ruang Bersalin Diretas dan Dijual di Telegram

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Nov 2025, 07:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi CCTV Ilustrasi CCTV (Pixabay)

Ntvnews.id, New Delhi - Rekaman video CCTV dari sebuah rumah sakit bersalin di India dilaporkan telah diretas, dengan pihak kepolisian setempat mengungkap bahwa video tersebut diperjualbelikan melalui platform Telegram.

Dilansir dari BBC, Selasa, 18 November 2025, sejak awal tahun ini polisi di negara bagian Gujarat menerima informasi mengenai beredarnya rekaman dari ruang bersalin di YouTube. Video tersebut menampilkan wanita hamil sedang menjalani pemeriksaan hingga proses penyuntikan.

Video yang beredar itu disertai tautan yang mengarahkan pemirsa ke sebuah saluran Telegram, tempat rekaman berdurasi lebih panjang ditawarkan untuk dibeli.

Direktur rumah sakit mengatakan kepada BBC bahwa kamera pengawas dipasang untuk menjaga keselamatan para dokter. BBC tidak mengungkapkan nama rumah sakit atau kota demi melindungi identitas perempuan yang terekam. Tidak ada dari mereka yang mengajukan laporan kepada kepolisian.

Baca Juga: Polisi Ungkap Rekaman CCTV yang Terhapus Jadi Hambatan Pencarian Alvaro

Pihak kepolisian menjelaskan bahwa kasus kejahatan siber yang melibatkan CCTV semakin marak. Menurut mereka, sekitar 50.000 kamera CCTV di seluruh India telah diretas dan dijual secara online.

CCTV kini lazim digunakan di India, terutama di kawasan perkotaan. Kamera pengawas dipasang di pusat perbelanjaan, perkantoran, rumah sakit, sekolah, kompleks apartemen, bahkan di dalam rumah pribadi.

Namun, para pakar mengingatkan bahwa ketika CCTV dipasang atau dikelola tanpa standar keamanan siber yang baik, risiko pelanggaran privasi sangat tinggi. Di India, pengelolaan CCTV sering dilakukan oleh staf yang tidak memiliki pelatihan keamanan siber, sementara sejumlah model kamera lokal diketahui mudah diretas.

Pada 2018, seorang pekerja teknologi di Bengaluru melaporkan bahwa kamera webnya diretas dan ia diperas agar rekaman pribadinya tidak disebarkan. Pada 2023, seorang YouTuber mengetahui CCTV rumahnya telah disusupi setelah video pribadinya viral.

Ilustrasi Ibu hamil <b>(Pixabay)</b> Ilustrasi Ibu hamil (Pixabay)

Tahun lalu, pemerintah pusat meminta pemerintah negara bagian menghindari pembelian CCTV dari pemasok yang memiliki rekam jejak buruk terkait keamanan data. Aturan baru juga diperkenalkan untuk meningkatkan keamanan perangkat. Namun kasus peretasan seperti ini masih terus muncul.

Di Gujarat, polisi berhasil mengungkap jaringan pelaku yang beroperasi di berbagai wilayah India. Menurut kepolisian, mereka meretas kamera rumah sakit hingga CCTV di kamar tidur individu.

"[Mereka] meretas sistem pengawasan video - atau sistem CCTV - rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, kantor perusahaan, dan bahkan kamar tidur individu di beberapa negara bagian," ujar Kepala Departemen Kejahatan Siber Ahmedabad, Lavina Sinha.

Baca Juga: Rekaman CCTV Ungkap Detik-detik Pemotor Terlindas Truk Tangki hingga Tewas

Pejabat tinggi kejahatan siber Gujarat, Hardik Makadiya, menyebut rekaman dijual dengan harga 800–2.000 rupee (Rp150.000–377.000), sementara saluran Telegram menawarkan akses siaran CCTV langsung melalui sistem berlangganan.

Polisi telah menjerat para pelaku dengan sejumlah pasal, termasuk pelanggaran privasi pasien perempuan, distribusi materi cabul, voyeurisme, hingga terorisme siber—semuanya termasuk pelanggaran yang tidak bisa dibebaskan dengan jaminan. Polisi juga telah meminta Telegram dan YouTube menghapus seluruh video terkait.

Sejak Februari, delapan orang telah ditangkap dalam kasus ini—empat dari Maharashtra dan sisanya dari Uttar Pradesh, Gujarat, Delhi, dan Uttarakhand. Mereka masih ditahan selama proses hukum berjalan.

Pengacara tiga tersangka, Yash Koshti, membantah kliennya sebagai peretas atau pelaku kejahatan siber, dan menyatakan bahwa pihak lain yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut.

Penyelidik kejahatan siber, Ritesh Bhatia, menegaskan bahwa CCTV dan jaringan rumah yang tidak terproteksi dengan baik sangat mudah diretas dan perlu diamankan secara benar. Ia menambahkan bahwa mengganti alamat IP dan kata sandi bawaan merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan keamanan sistem.

TERKINI

Load More
x|close