Kemenkes: Imunisasi Lebih dari Satu Jenis Vaksin Tak Sebabkan Kematian

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Jul 2024, 08:59
Dedi
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi Jarum Suntik atau Menyuntik Ilustrasi Jarum Suntik atau Menyuntik (Pixabay)

Selain itu, imunisasi ganda juga diterapkan pada imunisasi lanjutan, yaitu pemberian vaksin campak rubella-2 dan DPT-HB-Hib-4 kepada anak usia 18 bulan.

Vaksin DPT-HB-Hib berfungsi untuk mencegah enam penyakit, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, serta pneumonia (radang paru-paru) dan meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan oleh infeksi kuman Hib.

Menurut Prima, kematian setelah pemberian imunisasi sangat jarang terjadi. Jika ada kasus kematian, maka setiap kasus tersebut harus diinvestigasi dan dikaji secara mendetail dan menyeluruh untuk menentukan hubungan sebab akibatnya.

“Sampai saat ini data menunjukkan, mayoritas kasus-kasus tersebut adalah kejadian koinsidental– Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang tidak disebabkan oleh vaksin maupun kesalahan prosedur,” pungkasnya. 

Ketua Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas PP KIPI) Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.Trop.Paed juga menegaskan, imunisasi tidak dapat menyebabkan kematian dan direkomendasikan sejak tahun 2003. 

“Hampir semua vaksin dapat diberikan secara ganda. Pemberian lebih dari 3 jenis antigen tidak akan menyebabkan kematian. Kombinasi apapun secara umum tepat untuk dilakukan. Efek yang timbul umumnya ringan, berlangsung singkat dan sembuh dengan atau tanpa pengobatan,” paparnya. 

Terkait efek imunisasi yang berkaitan dengan kematian, Prof. Hindra menyebut terdapat kondisi KIPI berat yang dinamakan syok anafilaktik. Reaksi anafilaktik akibat vaksinasi sangat jarang terjadi. 

Halaman
x|close