Shirley Cherry berhasil berenang ke tepi sungai dan hanya bisa menyaksikan suaminya terseret ke dasar sungai.
"Saat diseret ke dasar, saya berpikir, 'oh tidak, ini cara yang buruk untuk mati.' Saya kira itulah saatnya, karena tidak ada yang bisa selamat dari serangan kuda nil," kenangnya.
Namun, Cherry berhasil melepaskan diri dari rahang kuda nil dan menuju air yang lebih dangkal, sebelum diserang kembali.
"Saya dicengkeram lagi dan dilempar seperti boneka, tapi untungnya ke arah tepian," katanya. "Saya melihat kaki saya dan berpikir, 'ini buruk.' Ada luka besar dengan daging yang mencuat, dan darah di perut saya. Saya ada di dalam rahangnya, tapi saya tidak melihat kuda nil itu. Saya hanya ingat suara istri saya dan banyak tangan yang menarik saya dari air."
Cherry mengalami luka gigitan sepanjang 25 cm di perutnya. Dia dibawa dengan perahu motor kembali ke kamp dan diangkut menggunakan ambulans. Setelah itu, ia diterbangkan ke Johannesburg dan dirawat selama lima hari sebelum kembali ke Inggris.
Baca Juga: Pengunjung Kasih Makan Sampah ke Kuda Nil, Ini Kata Taman Safari
Dokter mengatakan dia sangat beruntung, karena jika lukanya lebih dalam, dia mungkin tidak selamat.