"Jadi maka teman-teman, orang yang melakukan aksi serupa pada waktu yang kurang lebih sama juga merupakan bagian dari resources"
"R berikutnya adalah Risk atau risiko. Bahwa pelaku sudah membayangkan ada konsekuensi. Ada dampak risiko yang dia hadapi. Dan dia berpikir tentang cara bagaimana untuk mengatasi risiko tersebut"
"Target insentif risiko dan sumber daya itu harus dipastikan tersedia di masing-masing kepala pelaku agar bisa yakinkan dia melakukan pembunuhan secara berencana," imbuhnya.
Mendengar penjelasan tersebut, salah satu anggota kuasa hukum enam terpidana kasus Vina, Jutek Bongso kembali bertanya.
"Mungkin engga kalau ada satu peristiwa yang dituduh bersama-sama dalam jumlah 11 orang pelaku. Ada yang tidak saling kenal tidak pernah ketemu tidak pernah bercakap- cakap baik handphone maupun komunikasi lewat lainnya. Tidak pernah mengadakan rapat bersama sama. Artinya tdk mempunyai tujuan manfaat yang sama. Mungkin tidak?" tanya Jutek.
Reza menjawab, kalau pelaku kejahatan atau pembunuhan berencana pelakunya lebih dari satu maka tambah satu unsur lagi yaitu Sinkronisasi.
"Kata sinkronisasi memberikan pemahaman bahwa sudah barang tentu antar pelaku. Jika mereka melakukan aksi kejahatan berencana secara bersama-sama. Sinkronisasi ditandai dengan adanya komunikasi pertukaran informasi koordinasi pembagian peran melakukan apa dan seterusnya,' tuturnya.