Enam perwira tinggi TNI AD yang gugur dalam peristiwa ini antara lain:
Selain itu, Panglima TNI AH Nasution, yang menjadi target utama, berhasil lolos. Namun, putrinya Ade Irma Nasution tewas tertembak, dan ajudannya Lettu Pierre Andreas Tendean diculik serta ditembak di Lubang Buaya.
Keenam jenderal serta Lettu Pierre Tendean kemudian dianugerahi gelar Pahlawan Revolusi. Sejak disahkannya UU Nomor 20 Tahun 2009, gelar tersebut juga diakui sebagai Pahlawan Nasional.
Selain para perwira tersebut, beberapa orang lainnya juga menjadi korban pembunuhan di Jakarta dan Yogyakarta, antara lain: Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun Kolonel Katamso Darmokusumo Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto
Prabowo dan Soeharto (Tangkapan Layar: Instagram)
Setelah kejadian G30S/PKI, masyarakat menuntut agar Presiden Soekarno membubarkan PKI. Soekarno kemudian memerintahkan Mayor Jenderal Soeharto untuk membersihkan unsur PKI dari pemerintahan.
Soeharto bertindak cepat. PKI dinyatakan sebagai dalang kudeta, dan para tokoh utamanya, termasuk DN Aidit, yang sempat melarikan diri ke Jawa Tengah, ditangkap. Anggota organisasi yang dianggap terlibat atau simpatisan PKI juga ditangkap. Organisasi tersebut termasuk Lekra, CGMI, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia, Gerwani, dan lainnya.
Berbagai kelompok masyarakat menghancurkan markas PKI di berbagai daerah. Mereka juga menyerang institusi, toko, kantor, dan universitas yang dikaitkan dengan PKI. Pada akhir 1965, diperkirakan sekitar 500.000 hingga 1 juta anggota dan simpatisan PKI tewas dibunuh, sementara ratusan ribu lainnya diasingkan ke kamp konsentrasi.